Pocut Baren, itulah nama salah satu jalan di pusat kota Banda Aceh. Disore yang ramai, terlihat dara-dara Aceh lalu lalang memadati sempitnya jalan yang dibangun pulahan tahun silam tersebut. Warna-warna dara Aceh sekarang terlihat jelas di jalanan tersebut. Budaya pakaian ketat, keluar rumah tanpa jilbab, bermesraan di atas kereta menjadi hal mencolok yang yang dipertontonkan dara-dara aceh sekarang.
Begitulah suasana ibu kota nanggroe yang berjuluk Serambi Mekkah ini. Nilai tradisi yang bernilai syariat warisan endatu telah terkubur tumpukan "tradisi" ciptaan generasi di era maju. Pakaian muslimah, adalah ciri khas para dara-dara Aceh terdahulu. Malu, adalah nilai lebih dara-dara nanggroe serambi mekkah dulu. Namun nilai-nilai tersebut bak tersimpan rapi dilemari besi.
Dara-dara Aceh sekarang telah dihanyutkan gelombang kemajuan. Artis menjadi panutan, gaya-gaya barat telah mewarnai suasana hidup para dara aceh. Ironis memang, nanggroe persegi tiga yang dikenal kental syariat islam, tempat lahirnya ulama-ulama besar dalam sejarah islam nusantara, ternyata sekarang tidak jauh berbeda dengan kota metropolitan.
Salah siapa?, itu perlu dipertanyakan, tetapi tidak perlu dijawab karena sesungguhnya itu adalah tanggungjawab kita bersama.
Rabu, 28 Oktober 2009
Banda Aceh Ala Metropolitan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar